PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata radio merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi buat kita semua. Perkembangan dunia radio sudah sedemikian pesat. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Jumlah yang selalu bertambah dan banyak, serta pemenuhan akan kebutuhan teknologi terkini selalu di ikuti media radio. Maka tidak mengherankan jika ada pakar komunikasi yang menyatakan bahwa radio merupakan media yang penuh dengan dinamika, dinamis dan selalu dapat mengikuti perkembangan jaman.
Radio menjadi salah satu alat komunikasi yang cukup dibilang murah. Karena murahnya, hampir tiap orang memiliki radio di rumahnya, entah dalam bentuk radio portable yang bisa dibawa kemana-mana, radio yang menjadi satu dengan tape recorder, radio yang ada di handphone, atau radio yang bisa didengar melalui internet.
Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengemasan pesan pendidikan melalui radio?
PEMBAHASAN
A. Media Radio
Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Bentuk radio sangat beragam tapi secara sederhana bisa dibagi kedalam dua bagian besar. Pertama radio sebagai alat penerima informasi yang kedua radio sebagai pemberi informasi istilah yang baku untuk yang kedua ini adalah stasiun radio.
Radio sebagai alat penerima informasi biasanya terdiri dari alat pengatur pencarian gelombang (tunning), pengatur keras suara (volume), antena penerima, sound, output dan input.
Radio sebagai pemberi informasi atau stasiun radio adalah media tempat mengelola informasi yang menggunakan frekuensi sebagai media penyampaian informasinya.
B. Keunggulan radio
Bersifat langsung, yakni pendengar bisa langsung mendengarkan informasi yang disiarkan. Detik itu kita bicara detik itu juga pendengar bisa mendengarkan apa yang kita bicarakan.
Cepat, radio punya sifat cepat karena dia menggunakan ranah publik yakni frekuensi sebagai alat antar informasinya tidak seperti media cetak yang menggunakan kertas.
Tanpa batas, radio punya karakter kekuatan seperti ini karena yang menjadi alat antar informasinya gelombang elektromagnetik yang bisa diakses atau didengarkan di mana saja dan kapan saja. Radio bisa didengarkan sambil menegerjakan pekerjaan yang lain radio pun karena menggunakan audio atau suara memudahkan orang-orang yang tidak dapat membaca untuk mendapatkan informasi.
Murah, radio media komunikasi yang murah dibandingkan dengan media komunikasi-informasi lainnya. Radio cukup dengan sekali membangun stasiun yang bermodal rendah bisa dipakai bertahun-tahun media yang lain butuh ongkos produksi yang besar setiap menyampaikan informasi.
C. Penggunaan Media Radio
Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.
Menurut Harold D. Lasswell komunikasi pada dasarnya menjelaskan “siapa?”, “mengatakan apa?”, “dengan saluran?”, “apa?”, “kepada siapa?” dan “dengan akibat atau hasil apa?”. Dengan demikian komunikasi merupakan suatu kegiatan atau proses pembentukan penyampaian, penerimaan dan pengolahan proses yang terjadi dalam diri seseorang dan/atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Program radio tidak memberikan kesempatan kepada pendengar atau peserta belajar untuk memberikan respon secara langsung dan karena sifat media ini hanya satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut harus komunikatif dan dapat menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.
Schramn (1974) menyatakan agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu (1) memberi informasi, (2) mendidik, (3) menghibur, dan (4) menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu (1) memahami informasi, (2) mempelajari, (3) menikmati, dan (4) menerima atau menolak anjuran (Sendjaja : 1993).
Bertitik tolak dari pendapat Schramn di atas maka dalam menentukan tujuan program pendidikan (pembelajaran) dilihat dari sudut kepentingan sumber, apakah program yang dikemas sudah berisi (1) informasi yang berguna bagi pendengar/pemirsa atau kelompok belajar, (2) mendidik pendengar/pemirsa dalam hal ini peserta kelompok belajar dengan baik, (3) apakah program ini memberikan hiburan bagi pendengarnya sehingga menarik dan tidak membosankan, dan (4) apakah program ini menganjurkan tindakan atau suatu kegiatan setelah mendengarkan siaran? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang perlu dijawab dalam mengemas program pendidikan/pembelajaran.
Theo Stokkink (1997) melihat bahwa fungsi media massa harus bekerja dengan baik sebagai dunia gagasan, sebagai media pendidikan, mendidik dengan menggunakan konsep dan fakta-fakta. Dari gambaran peristiwa secara dramatis, kepada pencarian pemikiran politik aktual, radio mampu menyajikan berbagai pokok pembicaraan yang dapat didiskusikan dengan membawa orang belajar pada suatu tempat yang telah ditentukan sebelumnya melalui himpunan pengetahuan yang diberikan.
Hal di atas akan dapat terlaksana sebagai contoh media radio bersifat imanjinatif dan bersifat pribadi dapat menyapa setiap pendengar secara individu. Pendengar membawa radio mereka di mobil, di rumah dan di tempat tidur. Bila dihubungkan dengan imajinasi radio memperlihatkan kekuatannya yang besar sebagai media. Radio menuntut partisipasi aktif pendengarnya dalam membangun suatu pengalaman tentang pandangan, daya penciuman, dan sensasi yang dihasilkan oleh media suara murni. Disebabkan suara yang buta maka pendengarnya mencoba untuk menvisualisasikan apa yang didengarnya dan mencoba menciptakan si pemilik suara dalam bayangan mereka sendiri. Karena radio memiliki fasilitas yang menakjubkan dalam menciptakan ilustrasi dalam pikiran pendengarnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kata-kata yang digunakan dapat menggambarkan suatu suasana secara visual, penyebaran berita dan daya penggunaan kata-kata juga dapat menimbulkan suasana emosional.
D. Pesan
Fisher (1986 : 365) mengingatkan bahwa pesan dalam model mekanistis ditransformasikan pada titik-titik (saat-saat) penyandian dan pengalihan sandi sehingga pesan itu sendiri berupa pikiran atau ide berada pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neorophysiological) dari sumber/penerima dan setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan. Alat pengalihan sandi pada sumber/penerima mentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi, dalam bentuk energi fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi ia merupakan seperangkat isyarat (signals) fisik.
Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun non verbal. Pesan juga merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.
Ruben (1992) hanya menyebutkan lima unsur yang mempengaruhi pesan, yaitu origin, mode, physical character, organization dan novelty. Pada dasarnya pesan pendidikan melalui radio dapat dikemas berdasarkan unsur-unsur tersebut. Khusus untuk program pendidikan yang bersifat pembelajaran (instructional) tidak semua unsur tersebut dapat digunakan, dan apabila akan memasukkan unsur-unsur tersebut, kemasannya harus indah untuk didengar dan tidak vulgar.
Selain unsur-unsur isi pesan, struktur dan teknik penyajiannya sangat menentukan keberhasilan pesan tersebut untuk diterima pendengar. Selanjutnya Sendjaja (1993) menyimpulkan bahwa bentuk dan teknik penyajian merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan upaya persuasi. Secara umum ada dua yang perlu diperhatikan, yaitu struktur pesan dan daya tarik pesan itu sendiri.
1. Struktur Pesan
Struktur pesan mengacu kepada bagaimana mengorganisasi elemen-elemen pokok dalam sebuah pesan, yaitu sisi pesan (message sidedness), urutan penyajian (order of presentation), dan penarikan kesimpulan (drawing a conclusion).
2. Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan, ide yang meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor appeals. Fear (threat) appeals bila dalam menyajikan suatu pesan yang ditonjolkan unsur-unsur ancaman bahaya sehingga menimbulkan rasa takut, dan bila penekanan pesan pada hal-hal yang bersifat emosional seperti keindahan, kesedihan, kesengsaraan, cinta dan kasih sayang. Rational appeals bila pesan tersebu menekankan pada hal-hal yang logis, rasional dan faktual. Humor appeals bila penyajian pesan dikemas dalam bentuk humor, bisa saja dalam bentuk kata, kalimat, gambar, simbol atau yang lainnya yang bisa menimbulkan kesan lucu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media radio sebagai salah satu media komunikasi massa seyogiyanya menjalankan fungsi yang sesuai dengan tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan menganjurkan tindakan.
Agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu memahami informasi, mempelajari, menikmati, dan menerima atau menolak anjuran.
Pesan merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.
B. Saran
Karena radio merupakan media komunikasi satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang akan disampaikan harus komunikatif dan menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.
B. Karena radio pendidikan bisanya tidak dipergunakn penuh dan langsung untuk tujuan pendidikan, seharusnya siaran khusus pendidikan diatur dengan jadwal dan kalau bisa disesuaikan dengan mata pelajaran dengan materi tertentu di sekolah secara bergantian agar siswa dapat mengakses informasi secara serempak di dalam kelas meskipun tempatnya berbeda.
C. Sebuah pertanyaan yang perlu dijawab sebelum membuat program radio, apapun bentuk dan isinya adalah “Apakah prinsip-prinsip komunikasi seperti struktur pesan dan isi pesan sudah menjadi pertimbangan ?”
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DALAM MENGEMAS PESAN PENDIDIKAN MELALUI RADIO
OPTIMALISASI MEDIA RADIO PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat emmpengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan- perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk social. Bagi sebagian orang membaca buku merupakan hal yang membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku. makanya munculah banyak cara atau metode belajar yang asyik. salah satunya dengan mendengarkan radio. sekarang radio menjadi salah satu metode belajar. selain televisi. terbukti beberapa sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai menengah atas mencoba memakai metode ini.Media radio adalah salah satu media yang dapat meningkatkan mutu belajar mengajar dikelas amaupun di luar kelas.
Indonesia memiliki banyak penduduk dan kaya akan kekayaan alam, namun dalam segi pendidikan Indonesia cenderung kekurangan dibanding dengan Negara lain. Permasalahan pendidikan nasional meliputi kesempatan memperoleh pendidikan yang belum merata, kualitas relevansi pendidikan yang masih rendah, serta lemahnya manajemen pendidikan. Dengan potensi radio yang dapat menjangkau kalangan dan daerah manapun, radio sanagt cocok untuk dijadikan media daalm pendidikan. Baik pendidikan formal maupun non formal.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Radio Pendidikan dan Penyiaran Radio
Radio pendidikan adalah media yang menyampaiakn pesan- pesan pembelajaran melalui CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio (Sri Wahyuni:2008). Media radio dalam pembelajaran berperan sebagai media yang dapat membantu menyelesaikan masalah dalam pendidikan. Ada berbagai macam gaya belajar diantaranya; auditif, visual, dan kinstetik. Media audio sangat bagus untuk melayani siswa yang memiliki gaya belajar audio. Berdasarkan potensinya, radio sangat tepat untuk media dikalangan apapun dan di daerah manapun. Hal ini dibuktikan (a. Darmanto:2008) dari 63.000 desa, 40% belum teraliri listrik sehingga akses untuk menonton televise (menerima surat kabar) sanagt kecil. Media radiolah yang tepat untuk daerah seperti itu. Radio dapat pula dijangkau oleh berbagai alangan ekonomi.
Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secar umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan . Pengertian penyiaran radio menurut Undang- undang No.32/2002:
Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secar umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan
Komponen- komponen dalam pengembangan media radio
Tahap- tahap pengembangan Media pembelajaran:
Adapun tahap- tahap dalam pengembangan radio, diantaranya adalah:
- Analysis
- Analisis Kurikulum
Pemetaan materi dalam kurikulum menurut karakteristik keefektifan kompetensi belajar dalam penyampaiannya (auditif, visual, audiovisual, praktik, dan lain- lain).
- Analisis kebutuhan
Pengumpulan data teoritik dan empirik tentan program dan media pembelajaran yang dibutuhkan.
Desain
– Pengkajian dan perencanaan model format sajian program.
- Penyusunan GBIM dan jabaran materi program.
Development
– Penulisan naskah dan penunjang lainnya.
- Script conference.
Implementation
– Produksi prototype program.
- Preview prototype program.
Evaluation
Revisi prototype program.
Aspek- aspek yang perlu dirumuskan dalam perintisan radio:
ü Segment
ü Content
ü Alasan
ü Subtitusi/komplementer
ü Bentuk kelembagaan
ü Proses pengelolaan
Siaran- siaran radio pendidikan diarahkan bagi usaha- usaha:
ü Perombakan atau perkembangan dalam suatu bidang.
ü Siaran yang ditujukan ke sekolah atau suatu kelas dari sekolah sebagai tindakan pengarahan atau pengayaan pada suatu bidang studi pada suatu tingkatan sekolah.
ü Kgiatan yang merupakan kegiatan pendidikan formal yang bertindak sebagi perluasan suatu sekolah atau tingkat persekolahan.
ü Kegiatn yang merupakan kegiatan pendidikan non- formal (ko- kurikuler), misalnya untuk pendidikan kepramukaan, taruna karya dan sebagainya diluar persekolahan.
Dalam penyiaran radio terdapat simulasi siaran radio, dalam kegiatan ini akan memungkainkan siswa menemukan sendiri nilai- nilai yang baik dalam pengalaman merencanakan suatu drama, menulis dan membaca skrip yang baik atau cara menampilkan dan memilih musik dan sound effect yang tepat, memproduksi sound effect yang baik bagi keperluan drama dan lain sebagainya.
Adapun cara untuk meningkatkan media audio/ radio pembelajaran, diantaranya adalah:
ü Kunci keberhasilan media pembelajaran, baik melalaui audio/radio, televisi ada diahli teknologi pembelajaran.
ü Bidang teknologi epmbelajaran merupakan bidang multidisiplin ilmu (komunkasi massa-broadcasting, psikologi, teknologi informasi, dsb).
ü Ahli teknologi pembelajaran akan berhasil jika mampu bersinergi baik dengan berbagai ahli.
ü Ciptakan/temukan berbagai model-model pembelajaran baru sehingga dapat dimanfaatkan peserta didik/ masyarakat pendidikan denagn mudah.
Salah satu contoh dari banyak radio yang sudah diterapkan di sekolah- sekolah adalah di SD Negeri Sempu Kecamatan Limpung Kabupaten Batang denagn gelombang 95,2 meter, SD tersebut melibatkan guru sekolah dalam pembelajaran, guru dilibatkan dalam mengisi acara sendiri dan acara tersebut disiarkan secara langsung. acar tersebut disiarkan pada pukul19 s.d 20, dan bisa didengar oleh siswa dan orangtua di desa itu . Kepala SDN Sempu, Bapak Setiarso, pada tahap awal, siaran radio yang baru menjangkau radius 5 km ini, dimaksudkan sebagai langkah inovatif yang dilakukan sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan kreativitas siswa. Kendati siaran ini belum secara periodik mengudara setiap malam, namun secara bertahap programnya akan diperbaiki dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa.
BAB III
PENUTUP
Media audio/radio pendidikan adalah suatu media yang menyampaikan pesan- pesan pembelajaran melalui CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio. Media audio sangat efektif untuk dijadikan media dalam pembelajaran. Media audio memiliki banyak kelebihan, diantaranya dapat dijangkau oleh berbagai kalangan dan berbagai wilayah.
Siaran- siaran radio pendidikan diarahkan bagi usaha- usaha untuk perombakan atau perkembangan dalam suatu bidang, siaran yang ditujukan ke sekolah atau suatu kelas dari sekolah sebagai tindakan pengarahan atau pengayaan pada suatu bidang studi pada suatu tingkatan sekolah, kegiatan yang merupakan kegiatan pendidikan formal yang bertindak sebagi perluasan suatu sekolah atau tingkat persekolahan dan kegiatan yang merupakan kegiatan pendidikan non- formal (ko- kurikuler), misalnya untuk pendidikan kepramukaan, taruna karya dan sebagainya diluar persekolahan.
PARADIGMA RADIO PENDIDIKAN DIERA GOBALISASI
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Artinya bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya. Dalam UU No. 2/1989 bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Tugas pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, namun dalam mencapai tujuan tersebut banyak mengalami masalah di antaranya geografis. Kondisi demikian berakibat tidak meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang layak terutama di pedalaman. Media massa merupakan alternatif untuk pendidikan saat ini, media massa yakni proses komunikasi melalui media massa, adapun media massa itu adlah surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film dan internet
Radio merupakan salah satu di antara alat komunikasi massa. Seperti media massa lain, radio pun mempunyai fungsi sebagai alat pemberi informasi. Pemilihan media radio didasarkan kemampuan media ini dapat menjangkau populasi pendengar yang lebih banyak dengan jarak jauh dan waktu yang lebih cepat, serta biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan media yang lain
SEJARAH DITEMUKANNYA RADIO
Perkembangan radio merupakan revolusi dibidang telekomunikasi, sebelumnya komunikasi diklakukan melalui telepon dan telegraf yang dihubungkan melalui kabel, sedangkan melalui radio komunikasi wireless (tanpa kabel) dapat dilakukan. Radio seperi penemuan yang lain ditemukan melalui berbagai eksperimen dari banyak orang.
Pada tahun 1800, seseorang Profesor dari Universitas Princeton yang bernama Yoseph henry dan dan seorang fisikawan inggris yang bernama Michael Faraday bereksperimen dengan elektromagnet, dan menemukan teori induksi. Pada tahun 1864, James Clark Maxwell, seorang fisikawan Inggris yang lain, mencoba mengembangkan teori induksi yang dihubungkan dengan kecepatan cahaya. Bunyi teori maxwell adalah : Karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaiknya perubahan medan listrikpun akan dapat menimbulkan medan magnet. Akan tetapi maxwell belum dapat membuktikan hipotesanya selama hidupnya. Orang yang pertama kali menguji hipotesa. Maxwell mengenai gelombang elektro magnetic ini adalah Heinrich hertz, seorang fisikawan Jerman. Ia berhasil membuktikan teori Maxwell pada tahun 1880, dengan menggunakan kumparan Ruhmkorf. Pada tahun 1895, Guglielmo marconi, seorang penemu dari Italia, mengkombinasikan teori-teori yang sudah ada (tentang elektromagnetik) dengan idenya sendiri. Ia adalah orang pertama yang menirimkan sinyal radio melalui udara. Ia menggunakan gelombang elektro magnetic untuk mengirim kode sinyal telegraf dalam jangkauan lebih dari 1,5 Km.
Pada tahun 1901, radio temuan marconi mengirim sinyal kode menyebrangi samudra atlantik dari Inggris ke Newfoundland. Sekitar tahun 1900, para penemu mencoba mengembangkan alat yang dinamakan “vacuum tube” yang digunakan untuk mendeteksi dan memperluas sinyal radio. Lee de forest, seorang penemu dari Amerika mempatenkan lampu Vakum temusnya yang di kenal dengan triode atau audion pada tahun 1907. Penemuan ini dapat menyiarkan dari gelombang yang masuk. Kemudian, karena pecahnya perang dunia satu, perkembangan radio menjadi agak terhambat karena siapapun tidak diizinkan untuk mengusahakan siaran radio sampai tahun 1919. Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1918, Edwin H Amstrong dari Universitas Kolombia mengembangkan alat penerima gelombang radio, yang biasa disebut Super heterodyne circuit. Kemudian pada tahun 1993 ia memperkenalkan sistem frequency modulation untuk menyempurnakan isitem sebelumnya ( Amplitudo Modulation )
Kelebihan sistem FM ( frequency modulation ) dibandingkan dengan AM adalah
1. dapat menghilangkan inreferensi atau gangguan oleh gelombang radio lain
2. menghilangkan gangguan berisik oleh pengaruh cuaca seperti petir dan hujan
3. menghasilkan suara yang lebih jernih
Pada saat itu kegunaan utama dari radio adalah sebagai alat komunikasi antara kapal satu dengan kapal lain, juga antara kapal daratan dengan daratan.
Tetapi sistem FM juga memiliki kekurangan yaitu jangkauan yang kurang luas. Maka untuk memperluas jangkauannya tranmitter FM harus diletakkan ditempat yang sangat tinggi dan dihubungkan oleh station penghubung.
Pada saat itu kegunaan utama dari radio adalah sebagai alat komunikasi antara kapal satu dengan kapal lain, juga antara kapal daratan dengan daratan Disini kita bisa melihat betapa besar manfaat dari radio, seperti pada penyelamatan kapal yang tenggelam, komunikisi bila arah haluan kapal menyimpang dari yang telah ditentukan. kita tahu pada saat tenggelamnya kapal TITANIC pada tahun 1912, komunikasi untuk menyelamatkan penumpang juga dilakukan melalui radio. Penggunaan radio sebgai alat komunikasi semakin berkembang pada tahun 1930 yaitu sebagai komunikasi pada pesawat terbang, polisi dan militer.
MASSA KEJAYAAN RADIO
Pada tahun 1920 – 1950, radio menjadi sumber hiburan utama bagi keluarga. Di luar negeri radio menjadi pusat hiburan menyiarkan musik, drama, komedi dan lain-lain.
Sedangkan di Indonesia dimanfaatkan untuk perjuangan mencapai kemerdekaan Radio siaran yang pertama kali ada di Indonesia adalah Bataviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925.
Sejak saat itu di Indonesia banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlandsch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan Medan Di solo juga muncul Solosche Radio Vereniging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Matarasme Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sabagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli.
Pada zaman Jepang, siaran radio di Indonesia mengalami kemunduran. Semua radio disentralisasikan oleh jawatan khusus Hoso Kantriyoku. Siaran radio ini diarahkan demi kepentingan militer Jepang. Mengapa jepang melakukan sentralisir terhadap siaran radio yang ada? Hal ini terutama dilakukan untuk menutup-nutupi kekalahannya dalam perang dunia 2. Akan tetapi segi positifnya, jepang mengizinkan kesenian dan kebudayaan Indonesia berkembang melalui radio. Oleh karena itu pada jaman ini, kesenian dan lagu-lagu Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 11 September didirikanlah Radio Republik Indonesia ( RRI )
Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain :
Sebagai propaganda ( misal propaganda akan kalahnya Jepang pada PD II )
Sebagai media komunikasi
Sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan
Sebagai penyalur pendapat masyarakat
Sebagai media hiburan
Radio, pada masa modern, mulai digantikan kedudukannya oleh televisi. Orang lebih menyukai televisi karena suatu acara terlihat lebih nyata. Namun demikian kita tidak boleh melupakan pentingnya jasa radio dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia saat ini. Kita harus ingat bahwa pada jaman perjuangan, berita-berita dan komunikasi dengan dunia luar masih dilakukan melalui Radio. ( Raden Ahnaf Faqih Shaimy. Sejarah Ditemukannya Radio )
RADIO PENDIDIKAN
Pada dasaranya media yang banyak dipergunakan dalam proses belajar mengajar adalah media komunikasi, komunikasi dan pendidikan cukup erat kaitannya Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Melalui radio, seseorang dapat mengetahui dan memahami sesuatu
Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang termasuk media audio yang hanya dapat memberikan rangsangan audio (pendengaran) saja. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian penting dan baru, masalah-masalah dalam kehidupan serta acara hiburan yang menyenangkan.
Karakteristk Radio
1. Radio adalah SUARA.
2. Radio adalah mass media yang paling mengena (digunakan oleh banyak orang).
3. Radio dapat memberikan gambaran kepada para pendengarnya. Anda tidak perlu belajar untuk mengerti/memahami cerita yang kita sajikan. Kita memiliki kesamaan dengan tradisi yang ada dalam menyajikan berita dibanding dengan cara kerja jurnalistik di media cetak.
4. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Anda jarang sekali duduk dalam satu grup dalam mendengarkan radio; tetapi biasanya mendengarkannya sendirian- di mobil, di dapur dan sebagainya.
5. Radio adalah alat yang hangat dalam kaitannya dengan emosi pendengar. Campuran dari kata – kata, musik dan efek suara yang mampu mempengaruhi emosi.pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara pembawa berita dan seringkali berfikir bahwa broadcaster adalah seorang teman bagi mereka.
6. Radio adalah alat langsung. Radio dapat langsung membawa anda ke kejadian disekitar lingkungan anda ataupun dibagian lain di dunia, lebih cepat daripada koran ataupun TV. Radio yang disiarkan secara langsung dapat secara langsung memberikan informasi kepada anda tentang banjir, angin topan, kebakaran hutan, kemacetan lalu lintas ataupun berita politik lainnya.
7. Radio adalah alat yang ringkas. Hal ini membuat pemiliknya merasa memiliki kawan dimanapun ia berada.
8. Radio adalah alat yang cukup murah dan mudah.
9. Radio adalah alat yang fliksibel. Seorang reporter dengan alat perekamnya ataupun melalui telepon dapat secara langsung menyampaikan berita yang ada di lapangan. Seorang broadcaster di studio dengan microphone dan control panelnya akan membawakan program beritanya.
10. Radio dapat membidik sasaran yang tepat bagi pendengar tertentu dengan mengadakan program khususnya.
11. Radio dapat memberikan berbagai macam bentuk “suara” seperti halnya orang – orang di jalan, bincang – bincang dan sebagainya. ( suara komunitas. Radio sebagai komunikasi)
Radio sebagai media pendidikan
Radio pendidikan adalah radio yang memanfaatkan dunia pembelajaran, dimana pola atau ruang lingkup pembelajaran ialah pendidikan formal, nonformal, yang meliputi pembelajaran. Dengan format radio pendidikan dan informasi (jauh berbeda dengan siaran-siaran radio lain yang cenderung lebih besar
porsinya kepada siaran hiburan), radio pendidikan mampu menarik perhatian audiens yang haus akan informasi yang obyektif
dan berbobot. Misal dalam pelajaran baca tulis, radio berfungsi untuk menimbulkan motivasi untuk belajar baik sendiri maupun berkelompok, juga untuk memobilisasikan pendapat dan meningkatkan daya imajinasi anak
Media audio/radio pembelajaran adalah suatu media yang menyampaikan pesan-pesan pendidikan/pembelajaran melalui cd atau disiarkan melalui station pemancar radio Menurut UU No. 32/2002 tentang penyiaran: ” Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan”.
Ciri-ciri radio pembelajaran adalah sebagai berikiut :
Disajikan dalam CD/ kaset audio sehingga pengguna dapat mendengarkannya secara berulang-ulang
Dapat dimanfaatkan dikelas-kelas pembelajaran reguler, pendidikan jarak jauh, kelompok pendidikan luar sekolah, dan secara mandiri
Pembuatannya menggunakan prosedur pengembangan media pembelajaran
( Makalah Sri wahyuni. Peningkatan media audio/radio pembelajaran.TEKNOLOGI PENDIDIKAN. FIP. UNY )
Dapat dimengerti kalau radio menjadi media pendidikan dalam berbagai aspeknya. Karena media ini memang memiliki potensi dan kekuatan yang amat berpengaruh dalam dunia kependidikan. Radio sebagai pemberi informasi dan alat yang mendidik, muatan sajiannya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, moral, dan akhlak seseorang. Radio pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan
Kelebihan media radio pendidikan :
1. Rapidity (tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup tinggi)
2. Wide Coverage (jangkauan wilayah siarnya luas)
3. Simultaneous (dapat dinikmati secara srentak dalam waktu yang sama)
Mempunyai kemampuan mengembangkan imajinasi melalui audio
4. Selektivitas dalam memilih program/segmen khalayak
5. Fleksibilitas (dapat dibawa kemana-mana)
6. Bersifat personal (hubungan yang terasa intim dengan penyiarnya
7. Verbalisme (ada pengucapan, intonasi, diksi, dan lain-lain)
8. Beyond emotion
9. Sound and amoving image
10. Show Performing Art
11. Literacy (dapat dinikmati oleh khalayak yang buta huruf) ( A. Darmanto. Himpunan Materi Pelatihan Bidang Radio Siaran )
Kekurangan media radio pendidikan :
1. Auditif – Sekilas dengar
2. Tidak dapat disimak ulang untuk memperjelas
3. Tidak dapat menyajikan permasalahan yang kompleks (rumus matematika, fisika, kimia)
4.. Tidak efektif untuk materi yang bersifat hitung-menghitung.
5. Tidak dapat menggambarkan proses perubahan benda (Fisika, Kimia)
6. Tidak bisa menyajikan materi secara mendalam
7. Tergantung daya tarik penyajian program ( A. Darmanto . Program Pendidikan Sekolah Melalui radio)
Dari beberapa kelemahan dan kekurangan tersebut, maka media radio dapat lebih bermanfaat lebih dibandingkan dengan media elektronik lainnya. Radio dapat memungkinkan untuk upaya menyukseskan pendidikan di dunia ini dengan menjadikan media radio sebagai media pendidikan bukan dijadikan sebagai media hiburan. Sehingga meia radio dapat dimanfaatkan oleh berbagai publik yang haus akan informasi pendidikan atau pengetahuan.
Fungsi Siaran Radio Pendidikan
1. Meningkatkan kesadaran nasional warga Negara.
2. Modernisasi nasional
3. Suplemen bagi pendidikan sekolah
4. Mempercepat penyampaian informasi baru tentang pendidikan kepada sekolah.
5. Penyelenggaraan pendidikan bagi semua kalangan dengan isi yang sama untuk skala nasional.
6. Menggantikan fungsi kehadiran guru profesional dan profesor.
7. Menambah materi pengajaran dan bacaan buku,
8. Modernisasi dalam penyampaian materi dan mengembangkan metode mengajar.
9. Mengikuti pendidikan kembali bagi guru-guru.
10. Mencukupkan informasi dan pendidikan bagi kelompok kecil.
11. Membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena tidak memiliki waktu dan keterbatasan ekonomi
12. Persiapan belajar untuk menghadapi ujian nasional. ( A. Darmanto. Program Pendidikan Sekolah Melalui radio)
RADIO PENDIDIKAN DIERA GLOBALISASI
Teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas negara, menerobos berbagai pelosok perkampungan di pedesaan, melalui media audio (radio) dan audio visual (televisi, internet, dan lain-lain). Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga ini popular dengan sebutan globalisasi
Saat ini dalam kondisi kencangnya arus globalisasi, terutama media elektronik, banyak terjadi proses ‘pendidikan’ berupa propaganda mengenai demokrasi ala Barat, atau tayangan-tayangan yang bersifat destruktif seperti tema kekerasan/sadis, pornografis dan acara-acara misteri yang melenceng dari tata nilai, kesopanan serta moral-etika dan akidah agama. Selain itu, penyebaran narkoba serta gaya hidup permissif, matelialistis dan konsumptif yang membolehkan segala cara dan perbuatan apa saja yang bisa memuaskan kebutuhan lahir batin meskipun melanggar akidah agama dan nilai-nilai sosial budaya yang dianut masyarakat bangsa ini..
Masalah kecanduan rokok, narkoba, minuman keras dan gaya hidup bebas (free sex) sekarang telah memasuki bukan saja dunia remaja dan ‘preman’, tetapi sejak siswa Taman Kanak-kanak, SD sampai ke bangku perguruan tinggi. Alangkah indahnya bila forum media pendidikan non formal seperti media cetak dan elektronik ramai-ramai menyuguhkan masukan dan informasi yang sarat dengan muatan pendidikan moral. Salah satunya adalah muatan-muatan berisi informasi dan ilmu serta teknologi mengenai penyelamatan dan pemeliharaan lingkungan, kesehatan serta bentuk rubrik, komik atau siaran yang menguntungkan dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan. ( Makna Pendidikan Dan Proklamasi NKRI. WASPADA Online)
Sebagai akibatnya, media radio mengalami pergeseran teknologi, radio sebagai media yang berperan penting dalam sejarah kontemporer telah melalui masa-masa pasang surutnya hampir satu abad. Kini, radio dengan mudah kita temui di berbagai tempat. Namun datangnya media elektronik televisi, internet ( dunia mayacyber ) telah membuat radio kurang banyak peminat walaupun banyak kita temui radio diberbagai tempat.
Kini, radio dihadapkan pada situasi yang berbeda. Meski teknologi radio mengalami kemajuan, namun media yang satu ini harus berhadapan dengan jenis media baru lainnya yang lebih menarik dan efektif. Televisi merupakan contoh media baru yang banyak menyedot perhatian publik. Selain televisi, internet merupakan pesaing terbaru radio. Dalam waktu yang relatif singkat, internet telah berhasil mengundang banyak peminat. Radio pendidikan khususnya terperosot karena munculnya berbagai teknologi-teknologi baru seperti televisi, dan internet yang menjadikan semua informasi dapat diakses langsung. Alhasil radio malah jadi terpingirkan atau kurang diperhatikan oleh publik karena kurangnya minat seseorang dan program-program yang dibuat monoton sehingga orang jenuh akan radio karena hanya media yang hanya memanfaatkan indera pendengaran saja.
Faktor pendukung munculnya globalisasi antara lain : Berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan adanya integrasi ekonomi dunia. ( Faktor-faktor pendukung munculnya globalisasi Ahmad Haikal )
Media komunikasi menjadi alat yang paling banyak memberikan kontribusi dalam suatu proses globalisasi. Informasi disebarkan dengan sangat cepat sekali, terus menerus dan terstruktur. Dampak positif dari era globalisasi adalah teknologi berkembang pesat. baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara. Sedang aspek negatif Globalisasi
ialah terjadinya kesenjangan ekonomi akibat dari kekalahan berkompetensi dalam bidang teknologi
LATAR BELAKANG SEJARAH DAN DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang Sejarah Teknologi Pembelajaran
Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.Adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran modern.
Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audiovisual. Kerucut Pengalaman Dale telah menyatukan teori pendidikan John Dewey (salah satu tokoh aliran progresivisme) dengan gagasan – gagasan dalam bidang psikologi yang tengah populer pada masa itu.
Sedangkan, James Finn seorang mahasiswa tingkat doktoral dari Edgar Dale berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi audio-visual menjadi Teknologi Pembelajaran yang kemudian berkembang hingga saat ini menjadi suatu profesi tersendiri, dengan didukung oleh penelitian, teori dan teknik tersendiri. Gagasan Finn mengenai terintegrasinya sistem dan proses mampu mencakup dan memperluas gagasan Edgar Dale tentang keterkaitan antara bahan dengan proses pembelajaran.
B. Definisi Teknologi Pembelajaran
Definisi AECT 1994 : “Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
1. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
“ Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.”
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
“Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.
Definisi Silber 1970
“Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran.
Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”. Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
“Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.
Definisi AECT 1994
“ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses “metamorfosa” menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.
MENGGAGAS RADIO SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG DALAM PROSES PEMBELAJARAN
MENGGAGAS RADIO SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG DALAM PROSES PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya media radio merupakan media yang dapat dengan dinamis mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan radio merupakan alat yang biasa dipakai dalam sebuah keadaan yang genting. Misalnya dalam keadaan peperangan atau pertempuran, media ini dapat menjadi pilihan untuk menyebarkan berita dari tempat kejadian secara langsung. Hal ini seperti terjadi saat Indonesia mengumumkan atas kemerdekaannya. Alasan lain yang menyebabkan media radio memiliki sifat dinamis, yaitu bila dihubungkan dengan kondisi serta letak geografis di Indonesia.
Secara geografis, Indonesia lebih banyak terdiri dari pulau – pulau yang masih jauh dari perkotaan dan berbukit – bukit. Dengan hal ini menyebabkan bahwa gelombang yang dipancarkan dari radio amat memungkinkan untuk diterimanya pada daerah- daerah, dibandingkan dengan gelombang pada televisi. Bukti lain yang menyebabkan bahwa media radio memang sangat dibutuhkan keberadaannya, yaitu tentang adanya sertifikasi untuk guru.
Dari satu masalah ini terbukti bahwa ada banyak guru yang kurang mengetahui akan adanya berita tersebut. Ini terjadi karena para guru hanya mengandalkan informasi yang datangnya dari pihak atas tanpa ingin mencari sendiri informasi yang sedang berkembang. Atau dengan kata lain media radio ini sangat berfungsi sebagai pengantar informasi yang masih up todate, dari atasan ke para unit –unitnya.
Tidak hanya itu, menurut beberapa pengembangan pelajaran, media ini merupakan sumber belajar yang ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan siswa, terutama dalam mata pelajaran bahasa. Jadi, tidak menutup kemungkinan bahwa radio merupakan media yang bisa dijadikan sebagai wahana yang relevan dalam pembelajaran sekaligus sebagai media instruksional. [1]
Kualitas dan variasi suara dalam media radio dapat mengugah siswa untuk lebih bersemangat menyerap materi pelajaran. Menyelingi suara guru program audio yang berisi berbagai mata pelajaran menyajikan suara tokoh, suara hewan maupun suara alam lingkungan sesuai kebutuhan. Radio juga terbukti sangat efektif terutama untuk proses pembelajaran bahasa asing, karena artikulasi tiap kata dan kalimat dapat terdengar jelas sebagai pedoman untuk pengucapan yang benar.[2]
Akan tetapi, secara realita yang ada sekarang sungguh jauh berbeda. Media radio justru semakin jauh dari fungsi dan kegunaannya sebagai media social. Media ini hampir setiap saat menyajikan hiburan – hiburan yang bersifat konsumtif, mulai dari deretan tangga lagu, atau curahan – curahan hati para penggila program radio. Selain itu, keberadaan media radio juga mulai tersisih dengan adanya media audio visual (televisi). Secara langsung televisi telah menjadi pesaing utama dari radio, tidak hanya itu program – program yang ditayangkan televisi telah membuat para pemirsanya menjadi terpana untuk tetap setia menunggu deretan acara yang siap ditampilkan.
Mungkin karena alasan itulah Balai Pengembangan Media Radio (BPMR) dengan segala daya dan upaya yang ada baik dari kemampuan sumber daya manusia maupun dana berusaha untuk menciptakan radio pendidikan sebagai sarana dan wahana untuk proses pembelajaran. Berbagai mata pelajaran, seperti bahasa Inggris, fisika maupun ilmu social dapat dikemas dengan berbagai model dan cerita agar dapat ditangkap oleh para pendengar setianya (pelajar).
B. Rumusan Masalah
v Apakah media radio pendidikan telah banyak berperan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran di kelas
C. Batasan Masalah
MENGGAGAS RADIO SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Makalah ini dibatasi pada bagaimana meningkatkan peran media radio dalam proses pembelajaran
D. Tujuan Pengembangan
v Untuk memperkenalkan potensi radio dalam proses pembelajaran
v Untuk mengangkat eksistensi radio dalam proses pembelajaran
v Untuk mengetahui peran radio dalam proses pembelajaran
E. Kerangka Konseptual
Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakaan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.[3]
Radio merupakan bagian dari media audio, disamping ada media – media lain yang termasuk dalam golongannya, seperti laboratorium bahasa. Dengan menggunakan media radio, semua lambang – lambang baik verbal maupun non verbal dapat dituangkan ke dalam bahasa auditorial. Oleh karena itu, radio sangat tepat bila digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Apalagi bila diterapkan dalam pembelajaran bagi saudara kita yang menderita tuna netra. Dengan sasaran tuna netra secara langsung kita membantu mereka dalam memperlancar proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sulit untuk dipahami, misalnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris, antara pengucapan kata dengan huruf yang digunakan jelas berbeda. Kita dapat memanfaatkan radio sebagai salah satu hardware dalam mengkomunikasikan program siaran pendidikan bahasa Inggris untuk tuna netra.
Akan tetapi dalam pembuatan program radio pendidikan, alangkah baiknya bila semua komponen turut andil dalam proses pembuatannya. Menurut Ibu Sri Wahyuni (Senior programmer di BPMR), dengan mengikutsertakan semua elemen yang ada dalam pembuatan program radio khususnya radio pendidikan akan memperkaya khasanah mengenai apa yang dibutuhkan siswa saat ini.
Selain itu juga, radio merupakan media yang sudah akrab dengan berbagai tingkat golongan baik dari golongan menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Hal ini dikarenakan radio memiliki beberapa kelebihan yang mengantarkannya menjadi media yang patut untuk dimanfaatkan dalam penyampaian informasi yang semestinya, antara lain :[4]
v Harganya relative murah dan variasi programnya lebih banyak
v Sifatnya mudah dipindahkan (mobile)
v Bila digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal
v Program dapat direkam dan diputar sesuka kita
v Siaran dalam radio dapat mengembangkan imajinasi pada anak
v Dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan. Misalnya, dengan mendengarkan radio kita dapat melakukan kegiatan – kegiatan lain yang lebih positif, diantaranya : bernyanyi, melukis atau membantu orang tua
v Siaran dalam media radio, terbukti amat cocok untuk mengajarkan musik maupun mata pelajaran bahasa
v Radio dapat mengerjakan hal – hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru, antara lain :
1. Radio dapat menampilkan ke dalam kelas guru- guru yang ahli dalam bidang studi tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak untuk mengajar
2. Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat guru – guru kita jarang yang mempunyai waktu dan sumber – sumber untuk mengadakan penelitian dan menambah ilmu, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mutu pelajarannya
3. Radio dapat menyajikan laporan – laporan dengan seketika
4. Siaran – siaran yang aktual dapat memberikan suasana kesegaran
v Radio dapat mengerjakan hal – hal tertentu yang tak dapat dikerjakan oleh guru. Dia dapat menyajikan pengalaman – pengalaman dunia luar ke kelas. Misal : kisah petualangan seorang pengembara bisa dituturkan ke kelas – kelas.
v Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, serta jangkauannya luas
v Menurut Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, dalam bukunya “Radio Siaran Teori dan Praktik” menyebutkan bahwa dengan adanya media radio dapat difungsikan sebagai alat propaganda dan memiliki sifat santai. Yaitu sifat yang dapat dengan dinamis bila digabungkan dengan berbagai kegiatan yang ada.
Akan tetapi dari beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan media radio, eksistensi media ini tetap mulai tersisih. Hal ini terbukti dari beberapa sample subyek yang diwawancarai dari kalangan guru, mahasiswa serta masyarakat, mengatakan bahwa :
Ø Kebanyakan program yang disiarkan dalam radio hanya menyajikan hiburan semata dan prosentase untuk berita atau pengetahuan hanya berapa persen saja.
Ø Karena sudah adanya penurunan nilai – nilai pendidikan pada masyarakat, hingga sudah terbentuk cara berfikir masyarakat untuk menilai program pendidikan di radio akan sama dengan belajar di kelas.
Ø Pengemasan program radio terutama untuk pendidikan masih sangat minimalis dan belum terlalu menarik
Ø Karena biasanya dana yang diberikan untuk pendidikan biasanya hasil subsidi dari pemerintah bukan dari stasiun itu sendiri
Ø Karena kebanyakan orang yang mendengarkan radio pendidikan lebih tertuju sebagai tuntutan bukan kebutuhan
Ø Karena pada dasarnya banyak sekali radio – radio yang lebih menekankan 95% hiburan dan 5% untuk pengetahuan umum
Bila dilihat dari beberapa jawaban yang diambil dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui sisi lain dari kelemahan media radio khususnya untuk siaran pendidikan. Oleh karena itu kita juga harus mengetahui dimana letak kelemahan media ini, yaitu :[5]
ü Kurangnya promosi dari pihak radio dan kesadaran masyarakat terhadap eksistensi media radio
ü Belum memasyarakatnya pemanfaatan media radio di sekolah – sekolah
ü Sifat radio yang memiliki komunikasi satu arah (one way communication)
ü Siaran yang disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya
ü Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
ü Karena sifatnya yang auditori atau hanya mendengar, karena hanya untuk didengat maka isi siaran sampai di telinga pendengar hanya sepintas saja. [6]
Walaupun demikian, dengan keterbatasan radio yang sedemikian, BPMR (Balai Pengembangan Media radio) tetap mengudara dan berupaya untuk tetap eksis diantara radio- radio swasta yang ada. Oleh karena itu, BPMR memiliki beberapa program andalan yang selalu dibutuhkan oleh para pelajar, misalnya :
Belajar Yuk
Dalam program ini memberikan materi tambahan pelajaran sebagai alternative sumber belajar baik siswa dan guru untuk menambah pengetahuan.
RE Bimbel
Program ini menyiarkan tentang mata pelajaran dari tingkat SD sampai SMA.
Dua program ini menjadi program andalan diantara program – program yang ada sekarang. Hal ini dikarenakan dua program ini memiliki segmen jelas, dan keberadaannya dibutuhkan.
F. Pembahasan
Radio merupakan suatu perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat kemajuan dalam bidang teknologi modern. Dan dengan alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa kejadian – kejadian yang penting dan baru, masalah mengenai kehidupan dan acara – acara rekreasi yang menyenangkan, semuanya dipancarkan dari station radio tertentu.[7]
Memang telah diketahui bahwa di beberapa kota Yogyakarta khususnya, yang dikenal sebagai kota pelajar dengan banyak berdirinya lembaga – lembaga pendidikan, eksistensi media radio masih belum dioptimalisasikan dalam proses pembelajaran. Radio hanya difungsikan bila diantara kita diberi tugas untuk mendengarkan program yang disajikan sebagai tugas kuliah semata, atau program yang disiarkan itu menghadirkan sesuatu yang menyenangkan, misalnya request lagu.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, fungsi media ini telah bergeser ke arah konsumtif. Radio bukan lagi sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran, akan tetapi telah berganti peran sebagai media dengan nilai bisnis yang menjanjikan.
Bila diterapkan pada pembelajaran di sekolah – sekolah, media audio khususnya radio pendidikan hanya difungsikan bila diterapkan pada mata pelajaran bahasa Inggris ataupun musik. Hal ini dikarenakan bila menggunakan radio sebagai pembelajaran, secara langsung akan melatih pendengaran siswa dalam hal pengucapan kata.
Seperti media yang lain, radio merupakan media yang dapat digunakan untuk belajar mandiri dan belajar tuntas.[8] Hal ini dimaksudkan karena media radio merupakan media yang sesuai bila diterapkan pada anak yang lebih lambat dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan radio, secara langsung kita dapat memutar program mata palajaran yang belum dipahami secara berulang – ulang. Dengan pemutaran program secara berulang – ulang, lama- kelamaan akan merangsang daya kreatifitas dan imajinasi anak.
Akan lebih baik apabila dalam penyampaian informasi dari komunikan kepada komunikator melalui media yang relevan dan dapat dengan segera mendapatkan umpan balik (feedback). Dengan adanya feedback, akan menimbulkan bahwa penggunaan media telah tepat dan pesan yang disampaikan dapat dengan segera mendapatkan balikan.
Pada dasarnya media radio sangat bermanfaat untuk anak yang cenderung memiliki gaya belajar auditori. Dengan memanfaatkan gaya belajar anak tersebut, berarti proses pembelajaran akan lebih mudah diterima. Walaupun demikian untuk anak yang memiliki gaya belajar yang berbeda dapat diatasi dengan memadukan program siaran radio dengan media lain seperti gambar atau media audio visual serta hal – hal lain yang dapat merangsang anak untuk tetap belajar.
Bila dihubungkan dengan sifat radio yang mobile, seharusnya radio lebih banyak dimanfaatkan oleh sekolah – sekolah sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran. Akan tetapi hal ini jelas berbeda dari kenyataan yang ada. Banyak sekali sekolah – sekolah yang belum memanfaatkan radio sebagai media pembelajaran. Selain itu antara waktu siar program radio dengan sasaran siswa atau pelajar terkadang kurang sesuai. Seperti contoh : bila program siaran pendidikan sedang disiarkan, justru siswa sedang menjalankan aktivitasnya, yaitu sekolah. Terkadang hal ini juga yang menjadi salah satu hambatan dalam penyiaran radio pendidikan di BPMR.
Oleh karena itu beberapa trik yang digunakan BPMR dalam sosialisasi program pendidikan, yaitu banyak mengadakan kerjasama dengan lembaga – lembaga pendidikan baik tingkat SD, SMP, SMA maupun Universitas.
Beberapa cara untuk meningkatkan peran radio dalam dunia pendidikan, diantaranya :
· Adanya kerjasama antara pemerintah dan segenap komponen pendidikan untuk tetap mempertahankan fungsi radio dalam pembelajaran
· Adanya ketegasan mengenai undang – undang penyiaran, baik untuk radio swasta yang bergerak di bidang bisnis dan untuk radio public milik pemerintah
· Diubahnya cara berfikir bahwa program dalam radio pendidikan bukanlah program yang memindahkan cara mengajar guru di kelas dalam media audio
· Sosialisasi akan radio pendidikan lebih digencarkan.
· Kemasan dalam penyampaian radio pendidikan, alangkah baiknya apabila tidak terlalu formal, akan tetapi diubah dalam bentuk cerita. Misalnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris, bisa dikemas dalam bentuk cerita ataupun percakapan ringan yang mudah dimengerti.
Mata pelajaran berhitungpun bisa diaudiokan, akan tetapi tidak semua materi di dalamnya. Hal ini dikarenakan pada mata pelajaran berhitung masih sangat rancu dan sulit dalam pengemasan audionya.
Seperti yang dicontohkan di BPMR, mata pelajaran matematika dengan materi mengenai jarak dapat diaudiokan dengan pengemasan dalam bentuk cerita.
Oleh karena itu porsi siaran pendidikan di BPMR sebanyak 53%. Akan tetapi hal inipun terkadang masih diselingi oleh musik- musik yang dapat menarik perhatian para pendengar. Hal ini dikarenakan sudah terbiasanya telinga para pendengar khususnya pelajar untuk mendengarkan musik- musik yang seharusnya tidak masuk dalam program pendidikan. Padahal, menurut hasil penelitian Dunn (dalam Dryden & Jeannette Vos, 2000) menemukan bahwa “hanya 30% siswa mengingat 75% dari apa yang mereka dengar selama periode kelas normal. Dan hanya 40% siswa menguasai apa yang mereka baca dan dengar, serta sisanya 15% dimiliki oleh siswa yang belajarnyadengan tactual dan kinestetik.[9]
Oleh karena itu dengan banyak mendengar secara berulang – ulang maka proses belajar yang lebih sulit akan lebih mudah untuk dipahami. Atau bisa dengan memadukan 2 media yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Akan tetapi prospek media radio khususnya radio pendidikan akan lebih jelas bila dalam proses pembelajaran media radio tetap diikutsertakan sebagai media penunjang yang bersifat dinamis, mobile yang dapat menghadirkan berita – berita actual dan autentik.
G. Kesimpulan
Radio merupakan bagian dari audio pembelajaran. Media radio memiliki sifat yang dinamis, mobile (dapat dipindah kemana – mana), serta dapat menghadirkan berita – berita yang uptodate, autentik dan baru. Tidak dipungkiri dalam zaman yang serba multimedia ini, menyebabkan media radio justru semakin jauh dari eksistensinya. Oleh karena itu dengan adanya Balai Pengembangan Media Radio menjadi angin segar dalam bidang audio untuk lebih meningkatkan eksistensi media radio khususnya dalam penyiaran program pendidikan. Beberapa cara agar eksistensi radio pendidikan dapat dipertahankan, antara lain :
· Adanya kerjasama antara pemerintah dan segenap komponen pendidikan untuk tetap mempertahankan fungsi radio dalam pembelajaran
· Adanya ketegasan mengenai undang – undang penyiaran, baik untuk radio swasta yang bergerak di bidang bisnis dan untuk radio public milik pemerintah
· Diubahnya cara berfikir bahwa program dalam radio pendidikan bukanlah program yang memindahkan cara mengajar guru di kelas dalam media audio
· Sosialisasi akan radio pendidikan lebih digencarkan.
· Kemasan dalam penyampaian radio pendidikan, alangkah baiknya apabila tidak terlalu formal, akan tetapi diubah dalam bentuk cerita. Misalnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris, bisa dikemas dalam bentuk cerita ataupun percakapan ringan yang mudah dimengerti.
Mata pelajaran berhitungpun bisa diaudiokan, akan tetapi tidak semua materi di dalamnya. Hal ini dikarenakan pada mata pelajaran berhitung masih sangat rancu dan sulit dalam pengemasan audionya.
Seperti yang dicontohkan di BPMR, mata pelajaran matematika dengan materi mengenai jarak dapat diaudiokan dengan pengemasan dalam bentuk cerita.
Tips seleksi calon penyiar radio
Seleksi calon penyiar adalah pekerjaan yang sudah akrab dilakukan oleh para program director, manager siaran atau station manager sebuah radio. Dalam posting kali ini saya akan berbagi pengalaman menyeleksi penyiar radio. Semoga bisa bermanfaat, juga bagi anda yang berminat menjadi penyiar radio.
Kemampuan dasar yang harus dimiliki Broadcaster / Newscaster
1. Kemampuan vokal:
* memiliki kualitas vokal yang bagus, bulat dan tidak pecah
* memiliki artikulasi yang jelas
* bisa berekspresi melalui suara
* bisa memainkan intonasi suara
* bisa mengatur kecepatan bicara
* cukup memiliki kemampuan verbal
2. Kemampuan personal:
* suka bicara dan bisa menjadi pendengar yang baik jika berhadapan dengan narasumber / saat melakukan wawancara
* memiliki spontanitas yang baik
* memiliki kepekaan terhadap situasi
* mampu menjaga emosi, terutama pada saat siaran
* percaya diri saat berbicara / siaran
* memiliki rasa ingin tahu
* bisa berkonsentrasi
* memiliki sense of humor
Point-point ini bisa kita temukan di awal seleksi melalui wawancara dan mendengarkan rekaman calon penyiar. Perlu diperhatikan, kualitas vokal yang baik, suka berbicara dan suka mendengar tidak bisa dilatih. Seseorang yang tidak bisa memiliki kemampuan tersebut sulit menjadi seorang penyiar radio. Sedangkan pelamar yang bisa memenuhi kemampuan dasar, akan lebih mudah untuk dilatih menjadi penyiar yang baik.
Daftar Harga Iklan
* IKLAN LOKAL
IKLAN MONOLOG 60 DETIK : Rp 250.000,-/BULAN
SPOT 90 DETIK : Rp 350.000,-/BULAN
IKLAN DIALOG 60 DETIK : Rp 350.000,-/BULAN
SPOT 90 DETIK : Rp 450.000,-/BULAN
* IKLAN NASIONAL
IKLAN MONOLOG 60 DETIK : Rp 500.000,-/BULAN
SPOT 90 DETIK : Rp 750.000,-/BULAN
IKLAN DIALOG 60 DETIK : Rp 750.000,-/BULAN
SPOT 90 DETIK : Rp 1.000.000,-/BULAN
DIALOG INTERAKTIF : Rp 100.000,-/JAM
ADLIB/IKLAN BACA : Rp 2500,-/BACA